Setelah kita berbicara mengenai perbedaan antara vaksin dengan serum, sekarang kita akan membahas secara ringkas jenis-jenis vaksin dan serum beserta kegunaannya.
Secara unum, vaksin dibedakan menjadi vaksin bakteri dan vaksin virus. Contoh vaksin bakteri adalah vaksin TT, vaksin DT, vaksin DTP, vaksin BCG Kering, vaksin Td, vaksin DTP-HB, dan sebagainya. Contoh vaksin virus adalah vaksin Polio, vaksin Campak, vaksin Hepatitis B, dan sebagainya.
Fungsi-fungsi dari beberapa vaksin yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut :
1. Vaksin TT
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit tetanus dan tetanus neonatal (tetanus yang terjadi pada bayi yang baru lahir).
2. Vaksin DT
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit difteri dan tetanus.
3. Vaksin DTP
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan).
4. Vaksin BCG Kering
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit TBC (tuberculosis).
5. Vaksin Td
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit Tetanus dan Difteri (konsenstrasi lebih kecil) pada anak usia 7 tahun ke atas.
6. Vaksin DTP-HB
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan hepatitis B.
7. Vaksin Polio
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit poliomyelitis.
8. Vaksin Campak
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit campak.
9. Vaksin Hepatitis-B
Berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit hepatitis-B.
Serum karena jumlahnya tidak terlalu banyak seperti vaksin, maka tidak perlu kita kelompokkan. Contoh serum yang sudah dapat dibuat di Indonesia adalah serum anti tetanus, serum anti difteri, serum anti bisa ular, dan serum anti rabies.
Fungsi-fungsi dari beberapa serum yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut :
1. Serum Anti Tetanus
Berfungsi untuk pengobatan terhadap penyakit tetanus.
2. Serum Anti Difteri
Berfungsi untuk pengobatan terhadap penyakit difteri.
3. Serum Anti Bisa Ular
Berfungsi untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa yang mengandung efek neurotoksik (Naja sputatrix / ular Kobra, Bungarus fasciatus / ular Belang) dan efek hemotoksis (Ankystrodon rhodostoma / ular Tanah).
4. Serum Anti Rabies
Berfungsi untuk pengobatan terhadap gigitan hewan yang sakit atau diduga rabies.
Sekedar informasi, bahwa tidak semua penyakit dapat dibuat serumnya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, peralatan, dan bahkan teknologi. Tidak saja di Indonesia namun juga di dunia.
Konon sekarang ini para peneliti di seluruh dunia sedang berupaya agar imunisasi dapat dilakukan secara lebih menyenangkan, yaitu dengan edible vaccine (vaksin yang dapat dimakan), vaksin yang hanya ditempel seperti plester, dan lainnya. Kita doakan saja mudah-mudahan para peneliti tersebut berhasil menemukan cara terbaik untuk vaksinasi tanpa rasa takut akan jarum suntik.
Silahkan anda hubungi pusat layanan kesehatan masyarakat, rumah sakit, atau balai imunisasi untuk informasi lebih lengkap. Upayakan agar anda dan keluarga selalu terlindungi dari penyakit serta biasakanlah hidup sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar